Cari di blog ini

Senin, 06 April 2015

Menguak Tabir Kesesatan Syiah


Penulis : Drs. Muhammad Thalib
Halaman : 248
Dimensi : 16x24 cm
Berat : 313 gram
Tahun : 2007
ISBN : 978-979-16660-0-8
Harga : Rp 32.000 (Belum termasuk ongkos kirim)

SYI’AH, sebuah orde agama yang tidak bisa dipisahkan dari mut’ah (kawin kontrak). Benihnya mulai tumbuh pada akhir masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq ra, tidak lama setelah wafatnya Rasulullah Saw. Ditanam dan dirawat oleh Abdullah bin Saba’ yang berasal dari keturunan Yahudi dengan melemparkan dua isu. Pertama, setiap rasul memiliki pewaris kerasulan. Sebagaimana Musa pewarisnya Harun, maka Muhammad pewarisnya Ali dan keturunan tertentu dari Ali. Kedua, para imam dari keturunan tertentu tadi bersifat ma’shum. Karena itu, tiga orang khalifah sebelum Ali dianggap bukan pewaris kerasulan Muhammad Saw. Maka, kekhalifahan mereka dianggap batal. (Hal. 5)

Mullah Fathullah Al Kasani, seorang ulama Syi’ah, dalam kitab tafsirnya Minhajus Shadiqin, hal 356, menyatakan : “Menghalalkan nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya sama tingginya dengan nabi Muhammad Saw.” (Hal. 6)

Sebagaimana dikatakan ulama besar ahli hadits Syi’ah, Al Kulaini : “Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi, para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi.” (Ushulul Kaafi hal. 40). (Hal. 6)

Belum cukup dengan ucapan ini, mereka menambahkan lagi kebohongan itu: “Bahwa Rasulullah diciptakan dari cahaya seluruh langit dan bumi dan beliau lebih afdhal dari semua (isi) langit dan bumi, akan tetapi Ali diciptakan dari cahaya ‘arasy dan SinggasanaNya, dan Ali lebih agung dari ‘Arasy dan SinggasanaNya. (Hal. 62)

Pertama kali yang menyadari kejahatan Syi’ah adalah Ali bin Abi Thalib RA. Ia tak pernah mundur setapakpun dari pendiriannya membeberkan perbuatan dan tingkah laku para penyeleweng, pembangkang, yaitu kaum Syi’ah ini. (Hal. 136)


Sedangkan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib juga telah menyatakan: “Demi Allah, setelah aku menyaksikan perilaku Mu’awiyah ternyata jauh lebih baik dari mereka yang mengaku sebagai Syi’ahku. Mereka yang mengaku sebagai pendukungku itu hendak membunuhku dan merampok harta bendaku.” Ia berkata lagi: “Aku mengenal kejahatan Rakyat Kuffah. Tak ada yang berguna bagiku selama mereka menjadi perusak dan tidak bisa dipercaya. Mereka tidak setia dalam kata dan perbuatannya, berjiwa munafik. Mereka menyatakan kesetiaan tetapi juga menghunuskan pedangnya kepadaku.” (Hal. 139)


Berminat Hubungi Kami di: 

CS1: Call/SMS/WA 085272168165, Pin BBM: 7DBB7EAC

http://rumahbukuiqbal.blogspot.com/

CS2: SMS/WA 082389946045 Pin BBM: 7CE93545

Tidak ada komentar:

Posting Komentar